Wisata Taman Nasional Tesso Nilo



Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) merupakan salah satu kawasan konservasi yang ada di Provinsi Riau. Kawasan yang berada di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu ini menjadi tempat tinggal bagi dua satwa endemik Sumatera yaitu Gajah dan Harimau Sumatera yang keduanya hampir punah. Kondisi Taman Nasional Tesso Nilo sendiri sebenarnya tidak begitu baik jika dilihat dari persentase hutan yang masih terjaga. Dari total luasan yang ditetapkan sebesar 83.068 hektar saat ini hanya tersisa kurang dari 30.000 hektar saja yang masih terjaga hutan alamnya. Akan tetapi, berkat timbulnya kesadaran masyarakat yang didorong oleh pemerintah dan organisasi non pemerintah (NGO) untuk menjaga kelestarian hutan di TNTN, hingga saat ini taman nasional ini masih dapat dinikmati sebagai salah satu destinasi wisata alam yang sangat menarik untuk dijelajahi. Bahkan tidak jarang turis asing juga mengunjungi TNTN.


 
Di Tesso Nilo banyak kegiatan wisata yang dapat dinikmati oleh pengunjung, salah satunya edukasi gajah. Pada kegiatan edukasi gajah  ini pengunjung akan dikenalkan pada gajah-gajah jinak yang berada di Tesso Nilo yang biasanya digunakan untuk mengatasi konflik antara gajah liar dengan masyarakat. Gajah-gajah ini dipelihara oleh pengelola taman dan ditempatkan pada suatu lokasi yang disebut Flying Squad yang masih berada dalam kawasan Taman. Pengunjung dapat berfoto bersama gajah didampingi oleh para Mahout. Mahout adalah sebutan untuk petugas yang menjadi pawang gajah. Jika beruntung, pengunjung juga akan diajak berkeliling taman mengendarai gajah oleh para mahout.

Selain edukasi gajah, pengunjung juga dapat menikmati kegiatan Jungle Tracking, atau menyusuri hutan Tesso Nilo dengan jalur atau track yang telah disediakan oelh pengelola taman tersebut. Kegiatan menyusuri hutan Tesso Nilo akan memberikan sensasi petualangan yang sangat menarik bagi pengunjung karna suasana hutan yang masih sangat terjaga dengan pohon-pohon besar di sepanjang track yang dilalaui. Selain itu, suara burung dan satwa hutan mengiringi kegiatan susur hutan ini. Jika beruntung, sesekali pengunjung dapat melihat jenis burung langka seperti rangkong atau monyet-monyet yang berkeliaran di kanopi hutan. Di jalur tracking ini juga terdapat sungai kecil yang memiliki aliran air yang jernih dan pengunjung dapat mencoba mandi di sungai tersebut.





 
Ancaman kerusakan hutan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo hingga saat ini masih terus terjadi. Mulai dari ilegal logging hingga perambahan yang dilakukan oleh perusahaan nakal dan para cukong yang memiliki modal besar untuk mendirikan perkebunan kelapa sawit. Kegiatan wisata yang dikelola di Tesso Nilo sendiri merupakan salah satu usaha untuk membuat masyarakat sekitar hutan sadar akan pentingnya memelihara kelestarian hutan. Dengan hutan yang terjaga, masyarakat bisa memperoleh penghasilan alternatif dari kegiatan wisata.

Masyarakat di sekitar Hutan Tesso Nilo juga memanfaatkan hasil hutan berupa madu hutan sialang sebagai pendapatan alternatif. Madu Hutan Sialang adalah komoditas ekonomi yang sangat potensial untuk dipasarkan. Pengunjung yang berwisata ke Tesso Nilo biasanya membawa oleh-oleh madu ini untuk buah tangan khas dari Tesso Nilo. Madu Sialang diperoleh dari koloni lebah hutan yang bersarang pada sebuah pohon besar yang dikenal dengan nama Pohon Sialang. Agar lebah ini tetap mau bersarang di pohon sialang, kondisi hutan di sekitar pohon sialang harus benar-benar terjaga dengan baik. Hal ini juga menjadi dorongan masyarakat untuk terus merawat dan menjaga kelestarian hutan Tesso Nilo agar lebah penghasil madu tetap bersarang di pohon-pohon sialang. Bagi wisatawan yang beruntung juga dapat menyaksikan panen madu sialang di waktu-waktu tertentu.

Pohon Sialang yang biasanya menjadi tempat lebah hutan membangun sarang



Bagi wisataawan yang penasaran dan ingin berkunjung ke Taman Nasional Tesso Nilo dapat menempuh jalur lintas timur dari Kota Pekanbaru menuju Ukui, kemudian perjalanan dilanjutkan menuju desa Lubuk Kembang Bungo yang merupakan desa yang berbatasan langsung dengan kawasan TNTN. Perjalanan dari Kota Pekanbaru bisa memakan waktu hingga 6 jam sampai ke lokasi. Karena statusnya Taman Nasional atau kawasan konservasi, kegiatan wisata di TNTN merupakan wisata terbatas sehingga perlu mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Comments

Popular posts from this blog

Wisata Lubang Kolam, Jejak Penjajahan di Bumi Kampar

Ma'awuo Ikan Danau Bokuok

Sungai Bungo, Dusun Terpencil di Belantara Hutan Rokan Hulu Riau