Catatan Ramadhan (3) 1437 H / 2016 M


Ramadhan sudah berada di akhir kunjungan nya. tinggal menghitung jam maka ramadhan 1437 H resmi meninggalkan kita semua. Tamu agung yang dikirim oleh sang pencipta ini sudah waktunya untuk pergi, membawa catatan amal dan perbuatan hamba selama kunjungannya. Catatan ini yang kelak akan menjadi bekal bagi kita semua untuk menghadap-Nya, mempertanggungjawabkan semua hal yang sudah dilakukan dalam rangka menyambut dan menjamu tamu agung yang sebentar lagi akan pergi ini, Ramadhan.

Sekelumit tanya menyeruak dari relung hati ,"bagaimana dengan aku??" Apa yang sudah dilakukan selama Ramadhan tahun ini? Sudah pantaskah menjadi salah satu dari yang dipanggil oleh-Nya sebagai orang-orang yang beriman? Lalu jika memang merasa menjadi orang yang beriman, sudah berusahakah meraih prediket taqwa yang dibawa oleh Ramadhan untuk dikalungkan kepada hamba-hamba yang menjamunya dengan baik? Ahh rasanya masih sangat jauh dari kata taqwa itu.

Ramadhan itu seharusnya disibukkan dengan beribadah, mendekatkan diri kepada sang pencipta, berlomba-lomba menambah deposito bekal yang akan dibawa kelak menghadap-Nya. Sang pencipta sendiri telah begitu baiknya memberikan satu bulan penuh kepada kita, dimana semua amal perbuatan dan ibadah dilipatgandakan pahalanya. Bukan haya itu, dibulan yang istimewa itu juga, Sang Pencipta membelenggu setan-setan yang menggoda manusia agar kita dapat beribadah dengan tenang dan khusyuk. Tapi aku, seolah tak terpengaruh dengan bonus-bonus dan fasilitas VIP yang diberikan-Nya di bulan  yang mulia ini, ahhh... sombongnya diri ini.

Kelak, kita akan melintasi satu masa dimana kita sangat membutuhkan pertolongan dan perlindungan, sedangkan saat itu sudah tidak ada lagi fasilitas yang diberikan. Ibarat melintasi sebuah padang pasir yang sangat luas dan panas. Hanya amal dan ibadah yang telah dipersiapkan sebelumnya yang dapat memberikan pertolongan. Mungkin saja, kelak Ramadhan yang menjadi tamu saat ini akan menjelma menjadi kuda yang dapat membawa kita melintasi padang pasir yanng panas  tersebut. Beruntunglah bagi yang mempersiapkan kuda tunggangan nya, memberikan makan dan minum serta ekstra vitamin dengan amal ibadah puasa, shalat malam, dzikir, dan amal lainnya sehingga kuda tersebut menjadi kuda yang kuat dan mampu berlari dengan kencang secepat kilat. 

Lalu, bagaimana dengan kudaku? ahh... jangan kan memberikan multi vitamin agar dapat melesat secepat kilat, terkadang memberikan makan dan minum pun aku masih sangat lalai. Sudah dapat dipastikan kali ini kuda tungganganku akan menjadi kuda yang kurus, dengan tungkai-tungkai yang kecil sehingga tidak akan mampu untuk melesat secepat kilat. Bahkan untuk berjalanpun mungkin akan sangat tertatih, bagaimana pula akan aku andalkan menjadi kendaraan yang akan membantuku kelak melintasi padang pasir yang panas itu. Seharusnya aku memberikan makanan dan minuman yang cukup. Tidak hanya itu, aku juga seharusnya memberikan multivitamin guna memperkuat otot-otot kakinya.

Tapi ramadhan itu kini telah berkemas, bersiap-siap untuk meninggalkan kita, sesaat lagi akan pergi jauh, sangat jauh. Ramadhan 1437 H ini tidak akan pernah kembali lagi dalam kehidupan manusia. Kedepan, selama 11 bulan kita akan menunggu datangnya Ramadhan lagi, tapi bukan ramadhan yang sama. Kelak yang datang adalah Ramadhan 1438 H dan tidak semua kita beruntung dapat bertemu dengan ramadhan yang akan datang tersebut. Selamat jalan Ramadhan 1437 H.

"Ramadhanku tahun ini"

Comments

Popular posts from this blog

Wisata Lubang Kolam, Jejak Penjajahan di Bumi Kampar

Ma'awuo Ikan Danau Bokuok

Sungai Bungo, Dusun Terpencil di Belantara Hutan Rokan Hulu Riau